Muhammadiyahtemanggung.com – Candiroto, Temanggung – Pada tanggal 5 November 2023, Balai Desa Muntung, Kecamatan Candiroto, menjadi saksi penyelenggaraan kajian yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Temanggung. Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur, termasuk Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) yang terdiri dari Majelis dan Lembaga, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Organisasi Otonom Muhammadiyah, dan perwakilan Amal Usaha Muhammadiyah.
Kajian ini merupakan rangkaian acara penting, dengan acara inti berupa pengajian yang dipimpin oleh K.H. Ustadz Faturrahman Kamal, Lc., M.S.I., yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam pengajiannya, Faturrahman Kamal menyampaikan berbagai materi, termasuk penguatan ideologi Islam di tengah perubahan yang disrupsi. Ia menekankan pentingnya revitalisasi ideologi daripada fanatisme.
Selain itu, dalam upaya memperkuat kaderisasi, Muhammadiyah harus menyiapkan kader yang akan menjadi mubaligh. Kader-kader ini dapat dibiayai oleh berbagai donatur dan kebijakan melalui Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah (LAZISMU) untuk pendidikan di berbagai lokasi, termasuk Timur Tengah, Kairo, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Muhammadiyah memiliki kader yang paham dan sesuai dengan pandangan Muhammadiyah tentang Islam.
Faturrahman Kamal juga menyoroti pentingnya menyebarkan Islam yang menggembirakan sesuai dengan statuten Muhammadiyah dan mengakui bahwa pendekatan dalam berdakwah harus fleksibel. Dunia telah berubah, maka metode atau cara berdakwah yang dilakukan oleh mubalig Muhammadiyah meniscayakan perubahan.
Dalam pandangan Fathurrahman Kamal, dalam menghadapi perubahan yang radikal tersebut Muhammadiyah memiliki bekal yang unik, yaitu purifikasi dan dinamisasi. Dan dalam wilayah dakwah itu bagian dari kehidupan yang dinamik, oleh karena itu dibutuhkan fleksibilitas dalam berdakwah untuk merekat umat.
Kedua bekal tersebut juga bisa digunakan dalam membingkai mubaligh Muhammadiyah dalam membangun relasi lintas iman. Dalam pandangannya, tidak ada persoalan mubalig Muhammadiyah menjalin persaudaraan lintas iman. Lebih-lebih dalam relasi ke sesama internal umat Islam.
Mubalig Muhammadiyah diminta supaya tidak merigidkan ketika memandang perbedaan atau khilafiyah. Sebab, dikhawatirkan perbedaan-perbedaan yang bukan esensial menjadi sesuatu yang kaku dan berpotensi menimbulkan perpecahan.
K.H Makmun Pitoyo, M.Pd., selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Temanggung, memimpin rapat koordinasi antara unsur pembantu pimpinan dan peserta yang hadir setelah acara pengajian. Acara ini menekankan pentingnya kerjasama antar-UPP dan berfleksibilitas dalam menghadapi perubahan radikal.
Kajian ini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan dunia yang terus berubah dan menekankan pentingnya pemahaman Islam yang sesuai dengan nilai-nilai Muhammadiyah.