ArtikelOpini

Perkaderan Sejak Dini

7
×

Perkaderan Sejak Dini

Sebarkan artikel ini

Sebagai sebuah organisasi kader, perserikatan Muhammadiyah memiliki berbagai wadah pengkaderan baik secara hirarki atau kelembagaan maupun tidak, antara lain Amal Usaha Pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan memiliki oraganisasi otonom yang tidak berhubungan secara kelembagaan namun ortom adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang berhubungan secara moral.

Keberadaan Sekolah Muhammadiyah harus dikelola dan dijalankan dalam rangka mencetak kader-kader bangsa yang cerdas dan pastinya juga kader-kader perserikatan Muhammadiyah yang berkemajuan, berakhlak mulia dan pastinya loyal serta militan. Pun-ortom-ortom seperti ‘Aisyiyah, IPM, IMM, NA, Pemuda Muhammadiyah, HW dan Tapak Suci adalah wadah pengkaderan yang bertujuan mencetak kader pelanjut, pelangsung dan penyempurna amanah perserikatan Muhammadiyah di masa yang akan datang.

Berihtiyar menjadi sentral atau pusat pengkaderan kader perserikatan Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah 1 Temanngung mesti mewajibkan seluruh siswanya untuk mengikuti dan aktif pada ekstrakurikuler wajib yaitu Kepanduan Hizbul Wathan dan seni bela diri Tapak Suci Putra Muhammadiyah (STPM) . Serta memberikan dukungan yang maksimal pada setiap kegiatan yang dilaksanakan baik kegiatan yang bersifat internal maupun eksternal.

Dalam rangka mencetak kader-kader militan perserikatan Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah1 Temanggung berusaha memberikan akses yang seluas-luasnya kepada semua ortom dalam hal ini IPM dengan segala aktifitas kegiatannya yang ingin dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 1 Temanggung termasuk memberikan fasilitas apapun yang ingin dipakai tanpa hambatan.

PR IPM atau Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah, sebagai organisasi otonom yang ada disekolah pastinya memiliki aturan tersendiri yang berasal dari induknya dan wajib ditaati, pun-oleh sekolah sebagai wadah yang membawahi atau membina PR IPM wajib mematuhi segala aturan atau kebijakan yang dibuat oleh PD, PW atau PP IPM tentu yang bersifat kebijakan umum. Misal terkait tema Fortasi dan aturan-aturan yang mengikat terkait aturan yang tercantum dalam AD/ART IPM. Pastinya sekolah wajib mendukung dan mengkondisikannya dilapangan dan disinkronkan dengan kebijakan sekolah.

Tidak ada alasan bagi sekolah tidak mendukung semua program kegiatan PR IPM, yang tentunya juga sudah selaras dengan visi dan misi sekolah dan juga menjadi bagian dari program sekolah yang dilaksanakan oleh PR IPM, misal Fortasi atau MPLS yang merupakan program sekolah namun dilaksanakan oleh PR IPM.

Tidak hanya membuka akses kaderisasi bagi IPM, sekolahpun harus juga membuka lebar akses masuk bagi proses kaderisasi yang ingin dilakukan oleh ortom lainya.

Demikianlah sekolah Muhammadiyah tingkat SLTA harusnya menjadi pusat pengkaderan khususnya bagi IMM.PM atau NA. Tidak ada ruang yang tertutup dan kaku di sekolah dalam rangka AMM menjalankan proses kaderisasinya. Dan keadaan ini juga harus di pahami oleh pengurus AMM sehingga dalam membuat dan melaksanakan programnya, AMM memastikan adanya program atau kegiatan yang senantiasa bergiat di sekolah, sehingga lebih sering bertemu dengan calon-calon kader penerus dan pelangsung gerak AMM kedepan.

———-

Muharom- Branti.13 Rabiul awwal 1446 H

Komentar
Artikel

  وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ…